A. MINAT BELAJAR
1. Pengertian Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Minat
merupakan aspek yang penting dalam proses belajar dan mengajar. Dimana minat merupakan
salah satu faktor yang ikut mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan dari
belajar itu sendiri. Oleh karena itu untuk mengetahui gambaran tentang minat,
perlu diketahui dan dipahami tentang apa sebenarnya minat belajar itu.
Untuk lebih jelasnya
maka penulis akan mengutip beberapa definisi tentang minat dari beberapa orang
ahli, diantaranya:
Whitterington mengatakan
bahwa minat adalah: “Kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu
soal, atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”.1
Sedangkan Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa:
”Minat adalah kecenderungan jiwa kearahan sesuatu karena sesuatu itu mengandung
arti bagi kita, sesuatu ini memberikan kebutuhan kita dapat menyenangkan kita. Jadi bukan kecenderungan yang dipaksa”.2
Pendapat senada juga dikemukakan oleh A. S.
Hornby yang memberikan pengertian bahwa minat adalah : “Conditions of wanting to know or learn a bout something “.3
Artinya suatu keadaan yang berkeinginan untuk mengetahui atau
mempelajari tentang sesuatu.
b. Pengertian Belajar
Jika
kita bertanya kepada seseorang tentang apakah yang dimaksud dengan belajar itu,
maka akan memperoleh jawaban yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya
kenyataan bahwa perbuatan belajar itu sendiri bermacam-macam.
Banyak jenis
kegiatan yang oleh kebanyakan orang disepakati sebagai perbuatan belajar,
misalnya menirukan ucapan kalimat, mengumpulkan pembedaharaan kata,
mengumpulkan fakta-fakta dan lain-lain.
Dengan
kenyataan diatas maka terdapatlah definisi belajar. Berikut ini akan
mengemukakan beberapa difinisi tentang belajar. James O. Whittaker mengatakan
bahwa belajar adalah : “Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman”.4 Dengan
demikian perubahan yang terjadi akibat pertumbuhan fisik, kematangan kelelahan,
pengaruh obat-obatan, penyakit dan sebagainya tidaklah termasuk belajar.
Kemudian
Mouly mengatakan bahwa : “Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan
tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman”.5
Sedangkan Gerry dan Kingsley berpendapat bahwa : “Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang orsinil melalui pengalaman dan latihan “.6
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan proses
dasar dari perkembangan manusia baik itu perkembangan tingkah laku ataupun
pengetahuan melalui latihan atau peengalaman. Dengan demikian dapat kita
katakan bahwa minat belajar adalah kecendrungan jiwa terhadap sesuatu dalam hal
ini belajar yang didasari oleh perasaan senang agar terjadi perubahan tingkah
laku atau pengetahuan melalui latihan atau pengalaman. Atau singkatnya dapat
kita katakan bahwa minat belajar adalah perasaan tertarik atau senang untuk
belajar.
2. Proses
Terjadinya Minat
Untuk lebih
dalam lagi mengetahui tentang minat, ada baiknya kita juga mengetahui bagaimana
proses terjadinya minat tersebut. Minat yang ada dalam diri seseorang
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya dipengaruhi oleh perkembangan anak
juga lingkungan.Hal ini sesuai dengan pendapat S. Nasution bahwa: “Minat anak
dapat berubah-ubah. Ada minat yang timbul karena perkembangan anak misalnya
minat untuk alam sekitar, untuk keadaan sosial, untuk agama “.7
Terjadinya minat yang didasarkan atas
perkembangan anak timbul karena :
a. Dorongan Kodrat (Basic Drives)
-
dibidang biologi seperti makan, minum dll.
-
dibidang psychis seperti ingin tahu, ingin kenal dll
b. Pengalaman yang diperoleh anak
(acquired drives) misalnya anak akan tertarik akan soal-soal mesin hal ini
terlihat karena ayahnya seorang montir.8
Minat ini terjadi dengan
sendirinya, sesuai dengan tingkat perkembangan seseorang. Minat ini timbul
sesuai dengan dorongan kodrati atau kebutuhan manusiawi dan juga disebabkan
oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang dalam kehidupannya.
Sedangkan minat yang terjadi akibat pengaruh
lingkungan ditentukan berdasarkan pendidikan, pengalaman atau penelitian. Hal
ini sesuai dengan pendapat S. Nasution bahwa : “Minat anak lebih banyak di
tentukan oleh studi, pengalaman atau penelitian”.9
Sehubungan
dengan itu, M. Ngalim Purwanto mengatakan bahwa : “Dari eksploitasi dan
manipulasi yang dilakukan anak-anak itu, lama-lama timbul minat terhadap
sesuatu”.10 Dari penelitian yang dilakukan oleh seorang
anak, pada mulanya mungkin hanya sekedar mencoba, namun lama-kelamaan dengan
kesungguhan dan keseriusan akan timbul rasa tertarik dan senang kemudian akan
menimbulkan minat.
Proses
terjadinya minat pada dasarnya diawali oleh perasaan senang, lalu timbul sikap
posiitf yang akhirnya menjadi minat. Hal ini senada dengan pendapat W.S Winkel
berikut :“Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi
dengan sikap positif. Yang mana diantara hal-hal itu timbul terlebih dahulu,
sukar ditentukan dengan pasti. Mungkin pada umumnya berlaku urutan psikologi
sebagai berikut : perasaan-senang-minat. Kiranya terjadi hubungan yang erat
antara bermotifasi intrinsik-minat berperasaan senang”.11
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas, dapat penulis katakan bahwa proses terjadinya minat
akibat perkembangan yang terjadi dalam diri seseorang, penglaman atau pengaruh
dari luar terutama pendidikan. Jadi secara urutan dapat dikatakan bahwa
terjadinya minat adalah bermula dari perasaan senang pada sesuatu, kemudian
timbul sikap positif selanjutnya baru timbul minat.
3.
Pentingnya Minat dalam Belajar
Sudah kita
ketahui bahwa minat merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
kegiatan belajar, sebab minat merupakan pendorong usaha. Tanpa adanya minat
maka kegiatan belajar akan berkurang atau akan timbul perasaan malas dalam diri
siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh S. Nasution bahwa : “Pelajaran akan
berjalan lancar bila ada minat, anak akan malas tidak belajar, gagal, karena
tidak adanya minat”.12
Pentingnya
minat dalam aktifitas belajar dapat kita lihat dari pendapatnya Wayan
Nurkencana dan Sumatana mengatakan :“Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak
akan merupakan faktor pendorong bagi anak-anak dalam melasanakan usahanya. Jadi dapat dilihat pada minat adalah sangat penting dalam
pendidikan merupakan sumber usaha. Anak-anak tidak perlu mendapatkan dorongan
dari luar apabila pekerjaannya cukup menarik minatnya”.13
Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa
minat merupakan aspak yang sangat penting dalam aktifitas belajar, dengan
adanya minat anak akan terdorong untuk berusaha sebab minat merupakan sumber
usaha. Begitu juga sebaliknya tidak adanya minat dalam belajar menjadikan
aktifitas dalam belajar akan terganggu, anak akan merasa malas, mengakibatkan terhambatnya proses belajar dan
mengajar yang berarti pula menghambat tujuan itu sendiri dan akhirnya dapat
dipastikan akan berpengaruh pada hasil belajar
atau prestasi belajar akan menurun.
Minat dalam belajar sangat penting sebab minat
merupakan pendorong untuk tertarik dan menyayangi sesuatu dalam hal ini
belajar.
Sehingga tanpa adanya dorongan dari luarpun
anak akan tetap belajar dan melakukan aktifitas dengan senang hati.
Dengan demikian jelas minat belajar akan
memberikan nilai yang positif dalam mencapai sesuatu keberhasilan di dalam
mempelajari sesuatu, sebab minat akan menjadikan anak senang dan bergairah
dalam menghadapi pelajaran.
4.
Faktor-faktor penyebab kurangnya Minat belajar
Minat sangatlah penting dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya minat dalam belajar maka akan timbul kesulitan-kesulitan
dalam belajar itu sendiri. Kesulitan belajar yang timbul sebagai dampak dari
kurangnya minat, pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal atau faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor eksternal atau
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Sebagai mana yang dikatakan oleh Dewa
Ketut Sukardi bahwa :
Faktor internal
adalah faktor yang menyangkut seluruh dari pribadi termasuk fisik maupun mental atau psikopisiknya yang
ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang belajar. Dan Eksternal adalah
faktor yang bersumber dari luar individu yang
bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat,
alat-alat belajar yang tidak memadahi, dan lingkungan sosial maupun lingkungan
alamiahnya.14
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa pada
garis besarnya minat belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pribadi siswa dan faktor eksternal
atau faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut.
Untuk lebih jelasnya akan kita lihat apa saja
faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang ikut mempengaruhi minat belajar
siswa juga faktor apa saja yang berasal dari luar diri luar diri siswa.
- Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang ikut mempengaruhi minat belajar
siswa diantaranya adalah faktor pelajaran ynag tidak sesuai dengan bakat,
kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa, sebagai mana yang dikemukakan oleh Abu
Ahmadi dan Widodo Supriono bahwa : “Belajar yang tidak ada minatnya mungkin
tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai
dengan percakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan
problem pada dirinya. Karena itu pelajaranpun tidak pernah terjadi proses dalam
otak, akibatnya timbul kesulitan”.15
Pelajaran yang disampaikan oleh guru, jika
tidak sesuai dengan taraf kemampuan dan kesanggupan siswa akan menyebabkan
kesulitan bagi mereka dan ini akan menjadi penyebab kurangnya minat belajar
siswa .
Dalam
teori belajar kita ketahui bahwa kemampuan berfikir siswa tidaklah sama antara
yang satu dengan yang lainnya. Begitu juga kemampuan dalam menerima pelajaran.
Dalam dalam hal ini guru dituntut untuk bisa menyajikan pelajaran sesuai dengan
tingkat kemampuan anak. Sesuai dengan pendapat S. Nasution bahwa : “Pelajar
disesuaikan dengan kesanggupan individu“.16
Jadi jelasnya bahwa pelajaran yang tidak sesuai
dengan kesanggupan dan kemamapuan siswa akan menjadi penyebab kurangnya minat
belajar siswa.
Kemudian keadaan fisik seorang anak juga ikut
mempengaruhi minat belajarnya. Anak yang sakit atau kurang sehat akan mengalami
kesulitan dalam belajar, sebagai mana yang dikatakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo
Supriono bahwa : ”Anak yang kurang sehat, ngantuk daya konsentrasinya hilang,
kurang semangat pikiran terganggu”.17
Jika seseorang anak sakit atau kurang sehat,
maka ia akan mengalami berbagai gangguan seperti pusing, mudah capek pikiran
terganggu dan daya konsentrasinya akan hilang. Dan tentu saja hal ini akan
membuat minat belajar anak terganggu bahkan hilang.
Selain itu, ada lagi faktor
yang berasal dari dalam diri siswa yang ikut mempengaruhi minat belajar, faktor
itu adalah sikap dalam belajar.
Sikap merupakan faktor psikologi yang akan
mempengaruhi minat belajar. Dalam hal ini, sikap yang akan mempengaruhi minat
belajar siswa adalah sikap positif (menerima / suka) terhadap pelajaran yang
akan dipelajari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Drs.H.M. Alisuf Sobri bahwa :
“Sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif
(menerima/suka) terhadap bahan / mata pelajaran yang akan dipelajari, terhadap
guru yang mengajar seperti : kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran
dan sebagainya”.18
Jika
anak bersifat positif terhadap pelajaran, maka akan mudah baginya untuk
mengikuti pelajaran. Sebaliknya, jika anak tidak bersikap positif maka anak akan merasa malas
dan tidak mau belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Alisuf Sobri bahwa :
”Apabila siswa tidak berminat kepada bahan / mata pelajaran juga kepada
gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar”.19
Jadi jelaslah
bahwa sikap belajar anak juga ikut mempengaruhi minat belajar anak. Sikap yang
positif akan membuat anak bersemangat dalam belajar, dan sebaliknya sikap yang
negatif akan membuat anak malas dan tidak mau belajar dengan baik.
Sekarang
kita akan lihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar anak yang berasal
dari luar pribadi anak atau yang disebut faktor eksternal.
- Faktor eksternal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar anak yang berasal dari luar pribadi anak antara lain adalah faktor
kurangnya penggunaan alat peraga / media.
Thomas F.
Stison mengatakan :
“Ingatlah bahwa alat-alat pelajaran itu alat
dan selain harus menarik dan menyenangkan, maka alat itu harus merangsang minat
terhadap pelajaran itu sendiri lebih dari pada minat terhadap alat-alat
pelajarannya”.20 Alat peraga atau media
yang digunakan Guru di kelas
Alat
pelajaran atau media yang digunakan oleh seorang guru juga dapat mempengaruhi
minat belajar siswa. Media tepat serta penggunaan yang efektif akan merangsang
siswa terhadap pelajarannya, sebaliknya kurangnya penggunaan media atau tidak
tepatnya media yang digunakan dapat menjadi penyebabnya kurangnya minat belajar
siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Tayar yusuf dan Syaiful Anwar bahwa :
“Alat peraga hendaknya dapat memancing motivasi, minat dan perhatian anak
didik, sehingga menarik dan merangsang anak didik untuk belajar”.21
Jadi
jelaslah bahwa media pengajaran sangat mempengaruhi minat belajar anak.
Kurangnya penggunaan media dalam pengajaran akan mengakibatkan pula kurangnya
minat belajar siswa.
Kurangnya
penggunaan metode pengajaran juga dapat mempengaruhi minat anak. Agar pelajaran
dapat berjalan dengan baik guru dituntut untuk bisa menggunakan metode yang
tepat dan variatif. Sebagaimana pendapat Muhammad Sholeh Samak bahwa : ﺇﺫﺍﺍﺭﺍﺩﺍﻟﻨﺠﺎﺡ ﻟﻠﻤﺪﺭﺱ ﻋﻨﻪ
ﻯ ﻣﻌﺪ ﻻ
ﺍﻣﺮ ﻳﻘﺔ ﺍﻟﻃﺮ ﰲ ﻉ ﺗﻨﻮ ﺗﺎ ......
ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﻂﺮﻳﻘﺔ ﻵﻳﺘﻢ ﻷﻥﺍﺗﻌﻟﻴﻢ ﺋﺪﺓ
ﺍﻟﻔﺎ ﻭﻟﻤﺎ
Artinya : “..........
Maka penggunaan beraneka ragam metode tidaklah menjadi penghalang bagi semua
guru jika dia menginginkan keberhasilan dalam mengajar dan mendatangkan
manfaat, karena pengajaran itu tidak cukup menggunakan metode saja”.22
Guna
menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus bisa
menggunakan berbagai metode dalam mengajar. Dia harus mampu memilih metode yang
sesuai dengan pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar bahwa : “Pengajaran diharapkan berjalan dengan
baik dimulai dengan pemilihan metode serasi”.23
Menyampaikan pengajaran dengan hanya
menggunakan satu metode saja akan menjadikan proses belajar dan mengajar
berjalan secara monoton, dan itu akan menjadikan rasa jenuh dalam diri siswa
yang akhirnya akan menyebabkan kurangnya minat siswa.
Kemudian
faktor lain yang ikut mempengaruhi minat belajar anak akan berasal dari luar
pribadi anak itu yang tak kalah pentingnya adalah faktor penampilan sosok guru.
Kurt Singger
mengakatakan :
“Perjumpaan
dengan murid dan bentuk-bentuk kepribadian guru tentu turut menentukan
kecenderungan minat yang bagaimana yang dikembangkan simurid untuk
bidang-bidang pengajaran yang mana saja ia bersikap terbuka, untuk menutup
dirinya, ciri-ciri watak yang bagaimana yang tumbuh dalam dirinya”.24
Kurangnya
simpati siswa terhadap sosok penampilan seorang guru dapat juga menjadi
penyebab kurangnya minat belajar siswa, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi
kegairahan anak didik dalam mengikuti dan menerima penagajaran yang disampaikan
oleh guru tersebut.
Singgih D.
Gunarsa menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan guru kurang disenangi
siswa antara lain :
1.
Guru tersebut menakutkan
2.
Guru membedakan dalam perlakuanya terhadap siswa yang satu dengan yang
lainnya
3.
Guru tersebut kurang mau mendengarkan atau menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh anak didiknya.
4.
Terdapat persolan antara guru itu dengan anak didiknya 25
Selain itu
penampilan dan cara guru memberikan pelajaran secara monoton dan kurangnya
bervariasi juga menjadi penyebab kurangnya simpati siswa terhadap sosok seorang
guru, jadi jelaslah bahwa sosok seorang guru sangat mempengaruhi minat belajar
siswa.
Guru harus
mampu menyampaikan pelajaran kepada siswa dengan cara yang sebaik-baiknya.
Bukanlah dalam Al-Qur’an Allah telah memerintahkan kepada kita untuk dapat
menyampaikan pelajaran dengan baik . Seperti
yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi :
ﺍﺪﻉ ﺇﻠﻰ ﺴﺒﻳﻞ ﺭﺒﻚ
ﺒﺎ ﻠﺤﻛﻣﺔ ﻮﺍﻠﻣﻮﻋﻂﺔ ﺍﻠﺤﺴﻨﺔ ﻮﺠﺎ ﺪﻠﻬﻣ ﺒﺎﻠﺘﻲﻫﻲ ﺃﺤﺲ
Artinya : Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantalah mereka dengan cara baik (An-Nahl : 125) 26
Sifat guru juga di jelaskan diayat lain didalam
Al-Quran surat Ali Imran 3:159 yang berbunyi:
ﻓﺒﻤﺎﺮﺤﻤﺔﻤﻦﺍﷲﻠﻨﺖﻠﻬﻢﻮﻠﻮﻛﻨﺖﻓﻅﺎﻏﻠﻴﻅﺍﻠﻗﻠﺐﻵﻨﻓﻀﻮﺍﻣﻦﺤﻮﻠﻚﻓﺎﻋﻒﻋﻨﻬﻢ ﻮﺁﺴﺗﻐﻓﺮﻠﻬﻢﻮﺸﺎﻮﺮﻫﻢﻓﻰﺍﻷﻤﺮﻓﺎﺫﺍﻋﺯﻤﺖﻓﺘﻮﻛﻞﻋﻠﻰﺍﷲﺇﻦﺍﷲﻴﺤﺐﺍﻠﻤﺘﻮﻛﻠﻴﻦ
Artinya:” Maka disebabkan rahmat Allahlah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka
dan mohonkanlah ampunan bagi mereka dan
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah bulat tekad bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepadanya”.27
Jadi peranan guru juga sangat dominan dalam
menarik minat belajar anak. Anak akan malas belajar bila tidak menyukai
gurunya, demikian juga anak akan belajar dengan senang hati bila gurunya
menyenangkan. Dalam hal ini, adalah guru yang pandai mengambil hati anak didik
melalui penampilan, metode yang digunakan, cara berbicara dan menarik simpati
anak, dengan seluruh jiwa dan raganya serta sifat dan tingkah lakunya.
Dari
keterangan-keterangan diatas dapat kita lihat bahwa, faktor-faktor penyebab
kurangnya minat belajar siswa secara garis besar disebabkan oleh dua faktor :
1.
Faktor Internal ( dari dalam diri anak)
Yaitu :
-
Pelajaran siswa tidak sesuai dengan bakat, kebutuhan dan tingkaat
kemamapuan siswa.
-
Keadaan fisik anak
-
Sikap dalam belajar dan lain-lain
2.
Faktor Eksternal (dari luar diri anak) Diantaranya :
-
Kurangnya penggunaan media
-
Kurangnya penggunaan metode
-
Penampilan sosok guru dan lain-lain.
Demikianlah
faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa.
5.
Indikator-Indikator
kurangnya minat belajar siswa
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa, minat
merupakan aspek penting dalam aktifitas belajar, dengan adanya minat anak akan
terdorong untuk berusaha begitu sebaliknya, kurangnya minat dalam belajar akan
menyebabkan aktifitas belajar terganggu.
Kurangnya minat belajar siswa dapat kita lihat
dari bebrapa hal, diantaranya siswa itu malas mengikuti pelajaran, tidak mau
mengulang perkerjannya dirumah, dan rendahnya prestasi siswa tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat S. Nasution bahwa : Pelajaran akan berjalan lancar bila ada minat anak
akan malas tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat.28
Selain itu,
kurangnya minat belajar juga dapat diketahui dan kurangnya konsentrasi siswa
dalam belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Ali bahwa : antara
minat dan konsentrasi sangat berkaitan erat dan berpengaruh dalam belajar
siswa.29
Selanjutnya
Oemar Hamalik juga mengatakan : minat yang besar akan mendorong motivasinya,
kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha belajar sehingga
menghambat studinya.30
Dari
teori-teori diatas dapat kita lihat bahwa indikator-indikator kurangnya minat
belajar siswa dapat kita lihat dari :
1.
Siswa itu malas mengikuti pelajaran
2.
Kurangnya konsentrasi dalam belajar
3.
Kurangnya perhatian terhadap pelajaran
Hal ini
dapat dilihat dari :
-
Siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru
-
Malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
-
Kurangnya antusias dalam mengikuti pelajaran
Demikianlah indikator-indikator kurangnya minat
belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar